Senin, 29 Oktober 2012

TEORI ORGANISASI UMUM III


CIRI-CIRI PANITIA MENURUT SIFAT

       Menurut sifatnya, panitia dapat dibedakan menjadi : panitia yang bersifat formal, panitia yang bersifat informal, panitia yang bersifat permanen dan panitia yang bersifat temporer.

  • Ciri-ciri Panitia yang Bersifat Formal adalah sebagai berikut :
  1. Dibentuk atas dasar wewenang yang membentuk.
  2. Mempunyai tempat dalam struktur organisasi.
  3. Mempunyai tujuan yang jelas.
  4. Menerima delegasi wewenang dan tugas tertentu.
  • Ciri-ciri Panitia yang Bersifat Informal :
  1. Tidak adanya pembentukan dari eksekutif yang berwenang.
  2. Tidak ada pemberian tugas yang bersifat khusus.
  3. Anggota-anggotanya berkumpul secara spontan berdasarkan kebutuhan yang sama.
  4. Anggota-anggotanya lebih banyak, yang sering disebut dengan istilah task group, atau task oriented, atau task force (gugus tugas).
  5. Panitia informal dibentuk tanpa adanya pendelegasian wewenang.
  • Ciri-ciri Panitia yang Bersifat Permanen : 
  1.  Dibentuk secara formal.
  2. Mempunyai daya laku yang tidak terbatas waktunya, sepanjang organisasi masih memerlukan panitia.
  • Ciri-ciri Panitia yang Bersifat Temporer :
  1. Dibentuk secara informal.
  2. Dapat juga dibentuk secara formal tetapi mempunyai daya laku sementara. Apabila tugas tertentu sudah selesai maka panitia itu bubar.
  • Ciri-ciri Organisasi yang Berbentuk Panitia adalah sebagai berikut :
  1. Kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok orang.
  2. Semua anggota mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama.
  3. Para pekerja dikelompokkan menurut jenis tugas yang harus dilakukan dalam bentuk satuan tugas, gugus tugas.
  4. Semua anggota panitia ikut ambil bagian dalam membicarakan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
  5. Keputusan diambil secara consensus.
  6. Masng-masing anggota panitia bebas dalam mengemukakan pendapat.
  7. Ketua panitia tidak mempunyai kekuasaan atas yang lain.
  8. Masing-masing anggota pannitia biasanya mau mendengarkan pendapat anggota yang lain.
Dalam praktiknya organisasi berbentuk panitia secara murni tidak ada. Pelaksanaannya biasanya dikombinasi dengan bentuk-bentuk organisasi lain, misalnya dikombinasi dengan bentuk organisasi lini/garis, atau dengan bentuk organisasi fungsi. 

SUMBER :  
Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Penerbit : Andi Yogyakarta. 

TEORI ORGANISASI UMUM II


ORGANISASI PANITIA (COMMITTEE ORGANIZATION)


            Istilah panitia sering disamakan dengan istilah komite, komisi, gugus, tugas (task force). Pengertiannya adalah sekelompok orang kepada siapa sejumlah persoalan dibebankan. Jadi yang dimaksud dengan panitia atau komite adalah  sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan seseoang atau oleh beberapa orang.

            Nama bukanlah masalah yang prinsip karena mempergunakan nama apapun, tugas panitia adalah untuk melaksanakan kegiatankegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh seseorang atau oleh beberapa orang yang ada dalam suatu kelompok. 

        Wewenang yang dimiliki oleh panitia berbeda-beda. Ada panitia yang mempunyai wewenang untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen dan ada pula panitia yang tidak mempunyai wewenang untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen. Ada panitia yang berhak membuat keputusan, ada pula panitia yang bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada pimpinan/manajer. 

         Apabila dilihat dari bentuk organisasi, panitia adalah suatu bentuk organisasi staff tertentu tanpa memiliki ciri-ciri lain. Berdasarkan wewenang yang diberikan kepada panitia, panitia dapat dibedakan menjadi panitia eksekutif dan panitia staff. Panitia eksekutif adalah panitia yang diberi wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan panitia staff adalah panitia yang tidak diberi wewenang untuk mengambil keputusan danhanya pemberi advis saja. 

SUMBER : 
Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Penerbit : Andi Yogyakarta.

TEORI ORGANISASI UMUM I


ORGANISASI LINI DAN STAFF (LINE AND STAFF ORGANIZATION)

            Bentuk organisasi lini dan staff merupakan perpaduan antara dua bentuk organisasi, yaitu organisasi lini dan organisasi staff. Wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada unit-unit organisasi yang ada di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan dan di bawah pucuk pimpinan di tempatkan staff. Staff ini tidak mempunyai wewenang lini/garis ke bawah. Staff hanya berfungsi sebagai pemberi, pertimbangan sesuai bidang keahliannya.

  • Ciri-ciri Organisasi Lini dan Staff
Berdasarkan uraian di atas maka organisasi lini dan staff mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang besar dan kompleks.
  2. Jumlah anggota relatif banyak.
  3. Unit-unit dalam organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a.     Unit-unit lini/garis, satu sama lain berhubungan menurut garis kmando mulai top manager, sampai dengan unit lini yang paling bawah.
b.    Unit staff yang dihubungkan dengan garis tata hubungan staff. Yang dimaksud dengan unit staff adalah unit yang tidak secara langsung ikut terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi.

  • Kelebiahan-kelebihan Organisasi Lini/Garis dan Staff
  1.  Adanya pembagian pekerjaan (distribution of work) yang jelas.
  2. Adanya kesempatan yang baik dari para pegawai untuk mengembangkan diri sesuai kemampuan dan bakat masing-masng.
  3. Pimpinan dapat mengatassi berbagai macam persoalan berkat bantuan staff yang berupa saran-saran.
  4. Staff dapat memperingan pekerjaan pimpinan sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja.
  5. Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap kelompok.
  6. Disiplin dan moral tinggi karena para anggota bekerja.
  7. Prinsip dalam kepegawaian yang mengatakan the right man in the right place dapat diterapkan.
  8. Spesialisasi dapat dipergunakan secara maksimal.
  9. Staff mampu mendidik para pekerja sesuai bakat masing-masing.
  10. Para bawahan dapat mengetahui secara jelas kepada siapa mereka harus bertanggung jawab. 
  • Kelemahan Organisasi Lini/Garis Staff
  1. Sering terjadi pertentangan antara pejabat lini/garis dengan pejabat staff karena masing-masing merasa lebih mengetahui masalah yang sedang terjadi.
  2. Saran-saran dari staff kadang-kadang disampaikan dalam bentuk perintah.
  3. Perintah dari pejabat lini kadang-kadang kurang mendapat perhatian dari para pekerja karena para pekerja lebih percaya kepada staff dari pada atasannya.
  4. Perintah dari pejabat lini belum tentu seirama dengan nasihat staff karena kedua pejabat itu memandang suatu masalah dari kacamata yang berbeda.
SUMBER : 
Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Penerbit : Andi Yogyakarta