Ilmu Sosial Dasar
Pengertian dan Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar ialah pengetahuan yang berbasis sosial, sosial yaitu hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Termasuk salah satu mata kuliah dasar umum (MKDU) yang wajib diberikan diperguruan tinggi. Yang terdiri dari beberapa mata kuliah, yaitu : Agama, Kewarganegaraan, Pancasila, Kewiraan, IBD (Ilmu Budaya Dasar) dan ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pengetahuan ini berkaitan pada kemasyarakatan antar sesama. Dalam lingkup kehidupan bermasyarakat yang terealisasi dari fakta, pandangan, maupun teori ilmu pengetahuan yang lain seperti geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, antropologi.
Yang dimaksud ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang mendalami ataupun mengkaji permasalahan sosial yang terjadi pada warga negara Indonesia khususnya. Ilmu sosial dasar tidak berkaitan dengan ilmu sosial yang lain karena tidak dapat digabungkan dan tidak mengembangkan suatu penelitian apapun serta tidak ditunjang oleh konsep dan metode ilmiah sebagaimana ilmu sosial yang berkaitan.
Bertujuan untuk mengembangkan kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan disekitarnya serta memberikan bekal agar mampu memecahkan masalah-masalah sosial dengan penelusuran ilmu sosial dasar. Adapun tujuan khusus dari ilmu sosial dasar adalah :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama yang dianutnya dengan mempunyai jiwa toleransi yang tinggi kepada sesama pemeluk agama yang lain.
2. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan bijak dan bertanggung jawab menjujung tinggi persatuan NKRI.
3. Mampu menjadi mahasiswa yang memiliki integritas tinggi yang mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
4. Kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial serta mampu memahami dan berkomunikasi dengan para ahli ilmu pengetahuan.
5. Memiliki pemikiran kritis tanpa bersikap anarkis ikut serta dalam memecahkan permasalahan yan kompleks di masyarakat.
6. Memiliki wawasan pemikiran yang luas, berkepribadian yang baik sebagai anggota dari golongan insan yang cendikia untuk turut serta berperan menanggulangi berbagai permasalahan sosial dengan arif dan bijaksana.
Pembagian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Ilmu alamiah (natural science) : pengetahuan yang mengkaji tentang bagaimana metode-metode ilmu kealaman dalam menjelaskan gejala-gejala alam semesta secara lebih filosofis. Yang tidak bisa lepas dari realitas obyek-obyek materi, observasi dan eksperimen merupakan bagian terpenting kemudian di analisis dan digeneralisasikan, terdiri dari fisika, kimia, astronomi, biologi, botani dll.
2. Ilmu social (social science) : pengetahuan yang mempelajari aspek mausiawi di dunia ini menjadi segala sesuatu berhubungan dengan manusia, namun bukan menyangkut fisik atau tubuh manusia. Yang meliputi antropologi, komunikasi, sosiologi, kriminologi, ekonomi dll.
3. Ilmu budaya (the humanities) : ilmu yang mempelajari adat istiadat atau kebiasaan hidup manusia disuatu daerah/wilayah, seperti kesenian, agama, bahasanya, kesusastraan dll.
Perbedaan dan Persamaan Ilmu Sosial Dasar dengan Ilmu Pengetahuan Sosial, serta Bahan Pelajaran Ilm Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki perbedaan dan persamaan, adapun perbedaannya adalah :
- Ilmu Sosial Dasar merupakan ilmu yang diberikan pada saat jenjang di Perguruan Tinggi Negeri ataupun Swasta sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
- Ilmu Sosial Dasar salah satu mata kuliah dasar umum yang tunggal sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari beberapa ilmu-ilmu sosial.
- Ilmu Sosial Dasar bertujuan untuk memberikan bekal dan pembentukan sikap serta kepribadian yang luhur sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan untuk pembentukan keahlian dan pengetahuan serta kemampuan intelektual.
Persamaan Ilmu Sosial Dasar dengan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah :
- Kedua ilmu tersebut bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri.
- Keduanya mempelajari dan menelaah aspek-aspek manusiawi dalam kehidupan bermasyarakat.
- Materinya terdiri dari fakta, pandangan dan teori sosial serta masalah sosial.
- Kedua ilmu ini digunakan untuk pendidikan dan pengajaran.
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Kenyataan-kenyataan sosial yang terjadi dalam masyarakat dilakukan dengan pendekatan Ilmu Sosial Dasar secara interdisiplin/multidisiplin.
2. Masalah-masalah sosial yang timbul dari lingkungan sekitar yang selalu berkaitan dengan kenyataan sosial.
3. Konsep-konsep sosial yang menyangkut kesatuan nasional dan keanekaragaman yang menumbuhkan persamaan dan perbedaan yang mulai diwujudkan dengan adanya semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ berbeda-beda namun tetap satu jua.
Aspek Kependudukan dan Kebudayaan
Pengertian Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
Penduduk adalah semua orang yang tinggal atau berdomisili di suatu wilayah geografis khususnya Indonesia selama enam bulan atau lebih ataupun mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap di suatu wilayah. Sedangkan masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama dalam satu wilayah yang sama pula. Kebudayaan memiliki ikatan yang sangat kuat dengan masyarakat. Beberapa ahli mengemukakan pengertian dari kebudayaan, antara lain :
- Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan “bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri”. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural Determinism.
- Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius dll.
- Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
- Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Perkembangan penduduk dunia cukup pesat yang tercatat pada tahun 1999
jumlah penduduk dunia mencapai 6 milyar. Dengan tingkat pertumbuhan saat tahun 2005 diperkirakan penduduk dunia mencapai angka 9 milyar. Sebelum abad 18, pertambahan penduduk dunia sangat lambat.
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang terpesat dalam pertumbuhan penduduk. Untuk mengatakan Indonesia bahwa penduduknya besar maka perlu kita bandingkan denagn negara lain di dunia. Adapun tabelnya sbb :
NO.
|
NEGARA
|
JUMLAH PENDUDUK (jiwa)
|
1
|
Indonesia
|
209.6
|
2
|
Vietnam
|
79.5
|
3
|
Filipina
|
74.7
|
4
|
Thailand
|
61.8
|
5
|
Myanmar
|
48.1
|
6
|
Malaysia
|
22.7
|
7
|
Kamboja
|
11.9
|
8
|
Laos
|
5.0
|
9
|
Singapura
|
4.0
|
10
|
Brunei Darussalam
|
0.3
|
Sumber : World Population Data Sheet 1999 dan BKKBN
Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 miliar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia mencapai 5 miliar jiwa. Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
NO.
|
NEGARA
|
JUMLAH PENDUDUK (juta)
|
1
|
Rebuplik Rakyat Cina
|
1306.3
|
2
|
India
|
1103.6
|
3
|
Amerika Serikat
|
298.1
|
4
|
Indonesia
|
241.9
|
5
|
Brazil
|
186.1
|
6
|
Pakistan
|
162.4
|
7
|
Bangladesh
|
144.3
|
8
|
Rusia
|
143.4
|
9
|
Nigeria
|
128.7
|
10
|
Jepang
|
127.4
|
Sumber : World Population History since 1950 up to 2010
Menurut data diatas Indonesia adalah Negara terbesar pertumbuhan penduduknya di Asia Tenggara dan ke empat terbesar di dunia. Dan di Indonesia sensus penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
- De facto adalah perhitungan penduduk yang dilakukan terhadap setiap orng yang pada waktu sensus diadakn berada di wilayah sensus.
- De jure adalah pencacahan penduduk yang hanya dikenakan pada pendudu yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah sensus tersebut.
Bertambah atau berkurangnya penduduk suatu negara atau daerah ditentukan oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan penduduk tersebut, baik pertambahan maupun penurunannya disebut pertumbuhan penduduk.
Adapun faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah : Fertilitas (Kelahiran)
2. Mortalitas (Kematian)
3. Migrasi
Kematian (Mortalitas) : tingkat kematian penduduk dipengaruhi dari berbagai factor seperti kondisi sosial, ekonomi, pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan, dan jenis kelamin.
Pengukuran tingkat kematian dapat dilakukan melalui beberapa cara :
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/ CDR) adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut :
CDR = D /
P x k
Keterangan
:
D = jumlah
kematian
P = jumlah
penduduk pada pertengahan tahun
k =
konstanta (1000)
1. Angka Kematian Khusus (Age Spesific
Death Rate / ASDR) adalah angka yang menyatakan banyaknya
kematian pada kelompok uur tertentu stiap 1000 penduduk dalam kelompok umur
yang sama, dengan rumus sebagai berikut :
ASDR = Dy / Py x k
Keterangan :
Dy = jumlah kematian dalam kelomppok
umur y
Py = jumlah penduduk pada kelmpok
umur y
k = kostanta (1000)
Angka Kelahiran Penduduk Indonesia dari tahun 1990-2011
Pengertian Migrasi
Migrasi
adalah perpindahan
penduduk
dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional).
Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen
dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini
berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota
dan desa.
Proses terjadinya Migrasi
Alasan
yang menyebabkan manusia / orang pelakukan aktifitas migrasi :
1. Alasan Politik / Politis
Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.
Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.
2. Alasan Sosial Kemasyarakatan
Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi.
Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi.
3. Alasan Agama atau Kepercayaan
Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.
Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.
4. Alasan Ekonomi
Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis, dll.
Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis, dll.
Akibat
Migrasi Penduduk
Migrasi, baik migrasi internasional maupun nasional tentu ada pengaruhnya. Sebagai
contoh untuk transmigrasi, urbanisasi, atau emigrasi sebagai TKI,
dampak negatifnya adalah:
• di perdesaan tenaga di sektor pertanian berkurang,
• banyak lahan tidak tergarap,
• produktivitas pertanian dapat menurun, dan
• tenaga terdidik sebagai tenaga penggerak pembangunan berkurang.
Namun migrasi juga ada akibat positifnya, yaitu:
• meningkatkan pendapatan penduduk desa,
• mengurangi kepadatan penduduk,
• menularkan pengalaman kota, dan
• masyarakat desa ingin maju.
• di perdesaan tenaga di sektor pertanian berkurang,
• banyak lahan tidak tergarap,
• produktivitas pertanian dapat menurun, dan
• tenaga terdidik sebagai tenaga penggerak pembangunan berkurang.
Namun migrasi juga ada akibat positifnya, yaitu:
• meningkatkan pendapatan penduduk desa,
• mengurangi kepadatan penduduk,
• menularkan pengalaman kota, dan
• masyarakat desa ingin maju.
Tiga Jenis
Struktur Penduduk :
·
Dinamika Kependudukan: Membicarakan tentang
perubahan-perubahan besaran penduduk menurut waktu dalam suatu wilayah.
·
Komposisi Penduduk: Pengelompokan penduduk
menurut ciri atau karakteristik tertentu baik sosial, ekonomi maupun demografis.
·
Besar dan Persebaran Penduduk: Jumlah dan
pertumbuhan penduduk di suatu wilayah serta persebaran dan penyebarannya nya
menurut ruang (spatial distribution).
A --> Piramida
Penduduk Muda
B --> Piramida Penduduk Stasioner
C --> Piramida
Penduduk Tua
A B C
Kebudayaan dan
Kepribadian
Berbagai penelitian antropologi
budaya menunjukan bahwa terdapat korelasi antar corak kebudayaan dengan
corak kepribadian anggota masyarakat. Opini umum juga menyatakan bahwa
kebudayaan suatu bangsa adalah cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan.
Kalau begitu dari sisi mana kebudayaan dapat memberi pengaruh pada suatu
kepribadian??. Jika kita melihat dari sisi sikap pemilik kebudayaan itu
sendiri. Pemilik kebudayaan itu menganggap bahwa segala sesuatu terangkum dan
terlebur dalam segala materi kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal
serasi, dan selaras dengan kodrat dalam tabiat asasi manusia dan sebagainya.
Kepribadian bangsa indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat
kegotong royongan adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian dari
suku-suku yang berada di Republik Indonesia dan terpatri menjadi ciri khas
kepribadian Bangsa Indonesia
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia
Zaman batu
sampai zaman logam
Zaman batu
dibagi menjadi 2 yaitu :
A.Zaman Batu Tua:
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli
prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum
berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan,
menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung
Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai
ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak
tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan menggunakan
rotan. Sebagai tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut
tersebar pula Bahasa Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari
bangsa-bangsa di sekitar Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena
perkembangannya muncul bahasa melayu yang nantinya di negara
Indonesia berkembang menjadi bahasa Indonesia
b.Zaman
batu muda
Ciri –
cirri zaman batu muda :
- mulai menetap dan membuat rumah,
- membentuk kelompok masyarakat desa,
- bertani,
- berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk
mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan
mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk
mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka
perlukan
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari
kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk
sepatu yang terbuat dari bahan perunggu
Hal
yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan
yang jelas bahwa Indonesia sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal
kebudayaan yang tinggi derajatnya dan penting bagi perkembangan kebudayaan
Indonesia selanjutnya.
Proses
Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.Untuk lebih jelas nya lihat gambar di atas.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaitu antara lain:
1.Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
2.Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
3.Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.
Disamping pendapat / hipotesa tersebut di atas, terdapat pendapat yang lebih menekankan pada peranan Bangsa Indonesia sendiri, untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.
Hipotesis Arus Balik dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik. Golongan ini dalam penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
*.Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.
*.Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang
Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu - Budha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu - Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.Untuk lebih jelas nya lihat gambar di atas.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaitu antara lain:
1.Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
2.Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
3.Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.
Disamping pendapat / hipotesa tersebut di atas, terdapat pendapat yang lebih menekankan pada peranan Bangsa Indonesia sendiri, untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.
Hipotesis Arus Balik dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik. Golongan ini dalam penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
*.Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.
*.Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang
Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu - Budha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu - Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).
Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam
telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa.
Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad
ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena
masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Melainkan dengan cara
baik-baik, di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Abad ke 15 ketika kejayaan
maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumateraa Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di
Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar
penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan
kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.
Kebudayaan Barat
Unsur
kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke
Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur
Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa,
Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial.
- lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
- lapisan sosial yang terdiri dari kaum pegawai
Dalam
kedua lapisan inilah pendidikan barat di sekolah-sekolah kemampuan atau
kemahiran Bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan
kelas. Akhirnya masih harus disebut sebagai pengaruh Kebudayaan Eropa yang
masuk juga ke dalam Kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan Agama Kristen
Protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh
organisasi penyiaran agama yang bersifat swasta. Penyiaran
dilakukan di daerah- daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalami
pengaruh agama Hindu, Budha, atau Islam daerah itu misalnya Irian Jaya, Maluku
Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan tengah, Nusa Tenggara Timur dan
Pedalaman Kalimantan. Sudah menjadi watak dan kepribadian timur pada
umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang
datang dari luar,kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi
disesuaikanlah kebudayaan yang baru itu dengan kebudayaan lama.
Sumber
Wardiyatmoko.2006.Geografi.Jakarta
: Erlangga.
Thamiend
R, Nio.2000.Sejarah.Jakarta : Yudhistira.
images.dwwahyu.multiply.multiplycontent.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar