Sejarah
menunjukkan perdagangan China diawali dengan masuknya pedagang Arab dan Persia
yng masuk ke China sekaligus untuk menebarkan Dakwah Islam. Jalur Sutra, itulah
sebutan untuk jalur perdagangan muslim yang dating ke China. Dalam perdagangan
ini pedagang banyak belajar mengenai bagaimana membuat sutra dan kertas, juga
penggunaan kompas dan angka dari India.
Lewat
jalur perdagangan darat dan laut pada pertengahan abad ke-7 para pedagang Arab
dan Persia menjalin hubungan dagang dengan penduduk China lewat Jalur Sutra.
Sejak itulah Islam berkembang di beberapa kawasan di daratan China. Seiring
perkembangan, sejarah Islam di China tak lepas juga dari kepemimpinan Zheng He
alias Laksamana Cheng Ho. Zheng dikenal sebagai muslim taat yang hidup pada
Dinasti Ming (1371-1435) dan salah satu muslim berpengaruh dalam penyebaran
agama islam di China.
Pedagang-pedagang
muslim selalu berkelompok, membentuk kabilah-kabilah saat melakukan perjalanan
ke barat laut China dan provinsi Yunan. Sesampainya mereka di tempat tujuan
mereka segera menuju masjid. Masjid bagi kabilah-kabilah dagang tersebut
digunakan sebagai tempat bermalam, demi memudahkan mereka untuk ber-thaharah,
juga melaksanakan ibadah. Semangat yang ada dalam pedagang muslim China ini
membuat kehidupan beberapa kota di kawasan Negeri Tirai Bambu ini mulai ‘hidup’
kembali. Para pedagang muslim China, seperti juga para pedagang seribu tahun
yang lalu memperkenalkan Islam pertama kali, sekarang pun mereka memiliki andil
besar dalam kebangkitan kembali Islam di negeri itu.
Tak
heran jika banyak bermunculan kota-kota pusat perdagangan yang banyak dihuni
oleh pedagang muslim China salah satunya kota Guangzhou. Kota ini sejak lama
terkenal sebagai salah satu pusat perdagangan internasional yang menarik
pedaganng muslim dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara selama
bertahun-tahun.
Kini
menurut Asosiasi Islami Guangzhou, jumlah muslim yang tinggal di kota ini
meningkat sekitar 50 ribu hingga 60 ribu orang. Bandingkan dengan 10 tahun yang
lalu hanya ada 9.838 mmuslim saja. Di kota ini masjid banyak didirikan,
termasuk Masjid Huaisheng yang terkenal. Masjid ini dibangun oleh Saad bin Abi
Waqqash, salah seorang sahabat Rasul. Begitu juga kota Xian hidup komunitas
muslim bernama Beiyuanmen.
Kiprah
pedagang muslim yang mampu menghidupkan kota Tiongkok menjadi salah satu
pertanda bahwa cahaya Islam terbukti mampu memberi cahaya manfaat bagi seluruh
muslim di dunia. Kebesaran sejarah yang semula tenggelam, kini mulai bangkit
menerangi China.
Sumber : Majalah muzakki
Republika
online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar