Sabtu, 05 Juli 2014

Algoritma Routing dalam Jaringan Komputer

Router adalah salah satu komponen pada jaringan komputer yang mampu melewatkan data melalui sebuah jaringan atau internet menuju sasarannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.[4]  Yaitu proses dimana suatu router memforward paket ke jaringan yang dituju dari satu lokasi ke lokasi lainnya.[3] Contoh riil sesuatu yang yang membutuhkan perutean adalah surat, panggilan telepon, perjalanan kereta api, dan sebagainya.
Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dipelajari oleh router dalam dua metode, yaitu routing statis dan routing dinamis. Routing statis adalah rute-rute ke host atau jaringan tujuan yang
dimasukkan secara manual oleh administrator jaringan ke route table suatu router, sedangkan routing dinamis adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual.[2] Kemudian ada tiga jenis metode yang digunakan oleh routing protokol, yaitu : Distance Vector (Path Vector) Protocol, Link State Protocol, dan Hybrid. Disebut distance vector protocol karena penentuan routing berdasarkan jarak terpendek antara titik asal paket dengan titik tujuan. Distance vector dikembangkan menggunakan algoritma Bellman-Ford. Contoh distance vector, yaitu : Routing Information Protocol (RIP), dan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP). [1]
Adapaun yang disebut sebagai link state protocol karena penentuan routing dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari router-router lain. Link state dikembangkan menggunakan algoritma shortest path, seperti algoritma Dijkstra’s. Contoh link state adalah Open Shortest Path First (OSPF). Berikutnya disebut protokol hybrid karena menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance vector dan link state, contohnya adalah Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).[1]
Menurut pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa algoritma link state lebih baik dibandingkan algoritma distance vector dilihat dari sisi waktu konvergensi dan tidak adanya routing loop di dalam jaringan, sedangkan algoritma EIGRP yang dikembangkan Cisco sudah menggabungkan kelebihan dari algoritma link state dan algoritma distance vector, tetapi teknologi ini tidak banyak didukung oleh vendor router yang lain (Cisco proprietary).

Sumber :
[1]   Dewi Yolanda S. A, 2010, ‘Simulasi Kinerja Routing Protokol Open Shortest Path First (OSPF) dan Enchanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Menggunakan Simulator Jaringan Opnet Modeler v. 14.5’, Jurnal Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, vol. 1, akses 27 April 2014,   < http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/view/79 >
[2]   Doro, Edi, 2009, ‘Kajian Algoritma Routing Dalam Jaringan Komputer’, Jurnal Informatika UKM, vol. II, no. 3, pp. 47-55, akses 19 April 2014, <http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal informatika/article/view/250/pdf>
[3]   I Made, Agus Widiana, dkk, 2012, ‘Perancangan Implementasi Konsep Routing dan Virtual Private Network antara Webserver Moodle dan Webserver Drupal’, Jurnal Elektronik Ilmu Komputer, vol. 1 no. 2, akses 27 April 2014, <http://ojs.unud.ac.id/index.php/JLK/article/viewFile/4907/3690>
 [4]  Kadek, Chandra Tresna, 2012, ‘Analisis Kinerja RIP (Routing Information Protocol) untuk Optimalisasi Jalur Routing’, Jurnal Elektronik Ilmu Komputer, vol. 1 no.9, akses 19 April 2014, <http://ojs.unud.ac.id/index.php/JLK/article/viewFile/2799/1991>
[5]   Rafiudin, Rahmat, 2010, Panduan Membangun Jaringan Komputer untuk Pemula, Elex Media Komputindo, Jakarta.
[6]   Sofana, Iwan, 2010, Cisco CCNA & Jaringan Komputer, Informatika, Bandung.

[7]   Tanutama, Lukas, 2009, Jaringan Komputer, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar