Jika
kita berbicara tentang manusia sebagai mahluk berbudaya, berarti kita akan
memandang manusia dari kacamata budaya. Mengenai hal ini sepertinya sudah cukup
banyak pendapat atau bukti manuisa sebagai mahluk yang berbudaya. Tulisan ini
hanyalah sebagai kecil dari tulisa-tulisan yang menjelaskan manusia sebagai
mahluk berbudaya, namun demikian dalam tulisan ini saya akan mencoba memaparkan
tentang permasalahan ini dengan
mengaitkan dengan agama islam. tentunya
dengan sumber-sumber yang saya pandang penting dalam menunjang tulisan ini.
Baiklah
kita mulai permasalahan pertama dengan memahami kata manusia, karena pada
dasarnya dalam permasalahan ini ada dua kata kunci yang perlu kita pahami yakni
manusia dan budaya.
A. Manusia.
Dalam
sudut pandang etimologi banyak pendapat yang mengemukakan tentang kata manusia,
seperti kata manusia itu berasal dari kata manu (sangsekerta), mens (latin) yang berarti berfikir,
berakal budi atau mahluk yang berakal budi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
manusia diartikan sebagai mahluk yang berakal budi.
Adapun
manusia dalam sudut pandang terminologi, kita bisa melihat dari berbagai macam
bidang keilmuan. Misalnya dalam kacamata biologi manusia diartikan sebagai
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Dari
pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa manusia adalah suatu mahluk yang
meiliki ciri tertentu dan memiliki keintelektualan yang tinggi dan membutuhkan
kepada yang lainnya. Yang lainnya di sini entah kepada tuhan atau kepada sesama
mahluk.
B. Budaya.
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam arti terminologi budaya adalah sebuah system yang
memiliki koherensi. Menurut E.B Taylor (1987) kebudayaan meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral hukum, adat istiadat, pembawaan lain yang
di peroleh dari anggota masyarakat yang terbentuk dari anggota masyarakat yang
terbentuk dari pemahaman suatu bangsa.
Menyadari
bahwa budaya atau kebudayaan merupakan istilah yang di terjemahkan berbeda-beda
oleh para ahli, saya hanya ingin mengatakan bahwa budaya adalah bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Hal ini untuk tidak memperuncing
permasalahan yang akan membuat tulisan ini tidak bisa selesai nantinya.Setelah
kita mengetahui tentang manusia dan budaya, sekarang
kita akan mulai berbicara permasalahan inti, yakni manusia sebagai
mahluk berbudaya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa budaya adalah sesuatu bagian dari manusia
tidak akan pernah terpisahkan, karena tabiat manusia itu sendiri adalah
berbudaya. Kenapa begitu? Jika kita melihat arti manusia secara bahasa, yakni
dari kata manu, memiliki
arti berfikir, berakal budi. Dan budaya sendiri dalam arti bahasa berarti akal
atau budi. sehingga jika kita menarik garis lurus antara arti kata manusia dan
budaya, maka kita akan mendapatkan dua kata kunci, yakni akal dan budi. hal ini
menunjukkan keterkaitan diantara keduanya. Jika kita melihat keadaan di sekeliling kita banyak sekali
contoh-contoh yang menunjukkan manusia sebagai mahluk yang berbudaya, misalnya,
kebiasaan masyarakat untuk mengadakan sholawatan dalam rangka menyambut maulid
nabi besar Muhammad SAW, mengunjungi makam para wali, budaya bau nyale di
wilayah nusa tenggara barat. Dan berbagai macam budaya lain di nusantara ini
yang sampai sekarang masih tetap di laksanakan karena kepercayaan mereka kepada
nenek moyang mereka, sekaligus sebagai bukti bahwa manusia adalah mahluk yang
berbudaya.
Dalam
Al qur an sendiri ada beberapa ayat-ayat Al qur an, yang menunjukkan manusia
sebagai mahluk yang berbudaya, misalnya dalam firman Allah: “sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam merupakan tanda bagi orang-orang yang
berfikir. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dengan cara berdiri, duduk
ataupun berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi,
maka mereka berkata, ya tuhan kami,tidaklah kau menciptkan semua ini dengan
sia-sia, maha suci engkau, maka lindungilah kami dari api neraka”.
Pada
ayat di atas kita menemukan kata berfikir pada ayat pertama yang merupakan arti
manusia, dan pada ayat kedua kita menemukan kata mengingat Allah (akhlak/budi)
yang merupakan arti kata budaya, sehingga dengan demikian nyatalah alas an kita
kiranya jika kita mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang berbudaya. Karena
hanya orang yang berbudayalah yang bisa menggapai derajat yang telah Allah
janjikan dalam surat Al mujadalah ayat 11. Dengan demikian marilah kita selalu
memperbaiki diri kita sebgai mahluk yang berbudaya dan semakin bersemangat
terus untuk mengembangkan budaya kita, tentunya budaya yang di pandang benar
oleh syariat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar