Minggu, 05 Januari 2014

Laporan Penelitian

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Commuter Line Tujuan Bogor-Jakarta



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan dunia bisnis pada sektor jasa semakin meningkat. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar aktivitas tersebut tidak bisa lepas dari penggunaan atau peranan dari berbagai sektor jasa. Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang berbagai aktivitas sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan sebagai akibat meningkatnya perkembangan penduduk dan pengembangan pemukiman yang semakin luas terutama dikota-kota besar seperti Jakarta.
Guna memenuhi kebutuhan masyarakat Jabodetabek khususnya Bogor untuk beraktivitas di Jakarta maka perlu adanya penyediaan jasa transportasi yang makin meningkat baik jumlah maupun kualitas yang mencakup keamanan, kenyamanan, tepat waktu dan efisien. Salah satu jenis transportasi yang dapat dijadikan alternatif untuk membantu mengatasi permasalahan kebutuhan transportasi masyarakat diatas adalah kereta api. Kereta api yang merupakan alat transportasi dengan multi keunggulan komparatif seperti hemat bahan bakar, energi, rendah polusi, bebas macet, bersifat massal. Selain itu kereta api juga meruapakan alat transportasi yang adaptif dengan tugas pokok dan fungsi mobilisasi arus penumpang dan barang di atas rel serta memiliki peran strategi dalam ekonomi nasional. Berbagai keunggulan komparatif yang dimiliki oleh kereta api diatas diharapakan dapat dijadikan bahan pertimbangan guna menjadi solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks dan juga memenuhi harapan masyarakat yang tinggal di luar kota Jakarta, yang dapat melayani kebutuhan mobilitas mereka baik saat berangkat beraktivitas maupun saat pulang beraktivitas.
Mengacu pada kondisi di atas, dan melihat semakin meningkatnya respon masyarakat Bogor khususnya dan masyarakat yang tinggal di luar Jakarta pada umumnya terhadap jasa transportasi kereta api Commuter Line tujuan Bogor-Jakarta (data peningkatan jumlah penumpang dapat dilihat pada Tabel 1), maka PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai badan penyelenggara tunggal jasa angkutan kereta api di Infonesia membentuk anak perusahaan yang bernama PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek yang berfungsi sebagai penyelenggara jasa angkutan kereta api di wilayah Jabodetabek. Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholder untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks.
Pembentukan anak perusahaan ini juga bertujuan untuk lebih memfokuskan diri dalam melayani kebutuhan transportasi masyarakat masyarakat yang tinggal di luar kota Jakarta secara umum dan masyarakat Bogor khususnya yang pulang pergi setiap hari untuk melakukan berbagai aktivitas di Jakarta. Pengoperasian Kereta Api Commuter Line Tujuan Bogor-Jakarta adalah salah satu alternatif alat transportasi yang ditawarkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek untuk menjawab kebutuhan masyarakat Bogor dan masyarakat yang tinggal di luar Jakarta umumnya, terutama untuk golongan masyarakat menengah keatas akan adanya jasa transportasi yang dapat melayani kebutuhan mobilitas mereka baik saat berangkat beraktivitas maupun saat pulang beraktivitas dan memiliki kualitas yang mencakup keamanan, kenyamanan, tepat waktu dan efisien.


Mempertahankan kepuasan pelanggan merupakan salah satu langkah baik yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk tetap dapat bersaing dan menguasai pangsa pasar. Demi terwujudnya maksud tersebut, maka PT. KAI Commuter Jabodetabek diharapkan mampu menjaga perilaku yang ramah, efisien dan efektif dalam menyajikan produk/jasanya, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dan kenyamanan dari pihak pelanggan. PT. KAI Commuter Jabodetabek juga diharapkan dapat lebih mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan juga mengevaluasi dan memperbaiki faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu ketepatan jadwal keberangkatan KA Commuter Bogor-Jakarta yang masih sering mengalami keterlambatan, keamanan dan kenyamanan baik di stasiun dan di kereta yang masih kurang memadai, ketersediaan petugas-petugas untuk membantu pelanggan dalam proses pelayanan jasa, juga ketersediaan informasi dan layanan pendukung lainnya yang belum tersedia secara memadai.

1.2. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian diatas, maka topik ini menjadi menarik untuk
dianalisis melihat adanya peningkatan jumlah pengguna jasa transportasi KA Commuter Tujuan Bogor-Jakarta dari tahun ke tahun, yang mana peningkatan tersebut belum dibarangi dengan peningkatan kinerja atau kualitas pelayanan yang maksimal oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek sebagai penyelenggara tunggal jasa Kereta Api Commuter Jabodetabek di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari permasalahan-permasalahan yang masih sering dihadapi oleh pelanggan KA Commuter Bogor-Jakarta. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain; ketepatan jadwal keberangkatan KA Bogor-Jakarta yang masih sering mengalami keterlambatan, keamanan dan kenyamanan baik di stasiun dan di kereta yang masih kurang memadai, ketersediaan petugas-petugas untuk membantu pelanggan dalam proses pelayanan jasa, juga ketersediaan informasi dan layanan pendukung lainnya yang belum tersedia secara memadai.
Oleh karena itu penelitian ini akan membahas tentang bagaimana kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan pada Kereta Api Commuter Line Bogor-Jakarta, dengan cara membandingkan antara teori dan penerapannya pada Kereta Api Commuter Line Bogor-Jakarta, yaitu berdasarkan atas persepsi pelanggan melalui pengisian kuesioner, serta menganalisisnya untuk mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan.

1.3. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah terbatas pada analisis atribut kualitas pelayanan yang dianggap penting oleh pelanggan, analisis kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek terhadap kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelangggan Kereta Api Listrik Commuter Bogor-Jakarta, analisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan PT. KAI Commuter Jabodetabek.

1.4. Perumusan Masalah

Faktor–faktor penyebab kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan yang telah diketahui dapat memberikan masukan bagi PT. KAI Commuter dalam mengevaluasi kinerjanya hingga melebihi harapan pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas dan loyal terhadap jasa transportasi kereta api khususnya jasa transportasi menggunakan Kereta Api Commuter Line Bogor-Jakarta yang ditawarkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1.      Atribut kualitas pelayanan apakah yang dianggap penting dalam menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Commuter Line Bogor-Jakarta?
2.      Bagaimana kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek terhadap atribut kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Commuter Bogor-Jakarta?
3.      Bagaimana kepuasan pelanggan terhadap mutu kualitas pelayanan di Kereta Api Commuter Bogor-Jakarta yang disediakan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek ?
4.      Bagaimana hubungan antara karakteristik pelanggan Kereta Api Listrik Commuter Bogor  Bogor-Jakarta dengan tingkat kepuasan pelanggan?

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.      Menganalisis atribut kualitas pelayanan yang dianggap penting dalam menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Commuter Bogor-Jakarta.
2.      Menganalisis kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek terhadap atribut kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Commuter Bogor-Jakarta.
3.      Menganalisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan  yang disediakan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek.
4.      Menganalisis hubungan antara kerakteristik pelanggan Kereta Api Commuter Bogor-Jakarta dengan tingkat kepuasan pelanggan.

1.6. Kegunaan Penelitian
      Kegunaan yang dapat diambil antara lain sebagai berikut :
1.      Bagi PT. KAI Commuter Jabodetabek, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam merumuskan upaya-upaya dari PT. KAI Commuter Jabodetabek, dalam menelaah kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta mengetahui tingkat kepentingan, dilihat dari segi kualitas pelayanan yang diberikan sehingga dapat memenuhi harapan bagi kepuasan pelanggan.
2.      Bagi masyarakat khususnya masyarakat pengguna Kereta Api Jabotabek, hasil penelitian ini sangat berguna sebagai wacana dalam memberikan masukan, saran dan pandangan kepada perusahaan untuk peningkatan mutu/kualitas layanan serta pencapaian kepuasan pelanggan.
3.      Penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Pengertian Jasa

Lovelock dan Writz (2005) mengungkapkan dua pengertian jasa, diantaranya adalah ; (1) jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi, (2) jasa adalahkegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan yang mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Manfaat yang dimaksud adalah keuntungan atau laba yang diperoleh pelanggan dari kinerja jasa atau penggunaan barang fisik.
Menurut Umar (2003), mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :
1.      Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai janji yang ditawarkan.
2.      Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan atau staf dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
3.      Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
4.      Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada konsumen dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.
5.      Tangibles, yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyaman ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

2.1.1.      Kepuasan Pelanggan
           
            Menurut Kotler (2000), para konsumen membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan hal itu, kenyataannya apakah suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai konsumen mempengaruhi dan kemungkinan mereka akan membeli kembali. Para pembeli akan membeli kembali pada perusahaanyang mereka anggap menawarkan customer delivery value yang tinggi.
Menurut Rangkuti (2003), kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap kesesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasaan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang didapatkan oleh pelanggan selama menggunakan beberapa tahapan pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa mutu pelayanan yang buruk untuk
tahapan selanjutnya, sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan serta keseluruhan.

2.1.2.      Faktor-faktor Pendukung Kepuasan Pelanggan

Menurut Irawan (2003) mengemukakan bahwa terdapat lima
komponen yang dapat mendorong kepuasan pelanggan, yaitu:
1.      Kualitas produk
Kualitas produk menyangkut lima elemen, yaitu performance reliability, conformance, durability, dan consistency. Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
2.      Kualitas pelayanan
Pelanggan akan merasa puas apabila pelayanan yang baik yang sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan menurut konsep serqual meliputi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Dalam banyak hal, kualitas pelayanan mempunyai daya diferensiasi yang lebih kuat dibandingkan dengan kualitas produk.
3.      Faktor emosional
Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan suatu produk yang berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan pelanggan didasari atas rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, dan sebagainya.
4.      Harga
Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu memberikan kepuasan yang relatif besar. Harga yang murah akan memberikan kepuasan bagi pelanggan yang sensitif terhadap harga karena mereka akan mendapat value for money yang tinggi.
5.      Kemudahan
Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh produk atau jasa. Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.

2.1.3.      Pengertian Transportasi

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

2.1.4.      Definisi Kereta Api

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak ed an. Kereta api merupakan alat transportasi ed an yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran ed ane luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan missal efektif, beberapa ed an berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api dilihat dari segi propulsi (tenaga penggerak) terdiri dari: kereta api uap,kereta api diesel dan kereta api rel listrik (komuter), dilihat dari segi penggunaan rel terdiri dari: kereta api rel konvensional dan kereta api monorel. Sedangkan kereta api jika dilihat dari segi diatas/dibawah permukaan tanah terdiri dari kereta api permukaan (surface), kereta api ed an (elevated) dan kereta api bawah tanah (subway).
1.      Kereta Api Rel Listrik (commuter)
Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan jangkauan ed a yang tersedia bagi siapapun yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan. Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah Kereta Api (KA) Commuter. Istilah KA Commuter berkaitan dengan pengoperasian kereta api hanya pada awal dan akhir hari kerja, dikhususkan untuk mengangkut konsumen yang hendak menuju ed an atau meninggalkan pusat kota. Akan tetapi istilah tersebut juga umum dipergunakan bagi semua jenis angkutan kereta api yang tidak termasuk dalam kategori.
Jenis-Jenis Kereta Api Listrik (commuter) sebagai berikut :
a.       KRL Ekonomi non-AC
KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang ditujukan untuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan BN-Holec.
b.      KRL Ekonomi AC
KRL Ekonomi AC sama fungsinya dengan KRL Ekonomi non-AC, perbedaan yang signifikan hanya terletak di fasilitas yang lebih memadai (adanya AC, unit baru) dan harga karcisnya yang lebih mahal. Menggunakan unit armada yang sama dengan KRL Commuter.
Namun, kini KRL Ekonomi non-AC sudah dihentikan operasionalnya, mulai 2 Juli 2011, mau tak mau harus menerima kebijakan baru PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Mulai tanggal tersebut, seluruh KRL ekspres baik jenis Pakuan Bogor ataupun Depok Ekspres akan berhenti di setiap stasiun. Hal itu berarti akan disamakan dengan pemberlakuan perjalanan KRL Ekonomi-AC yang selama ini akrab ditumpangi warga komuter. Namanya pun berubah, semua KRL ekspres maupun ekonomi-AC akan berubah menjadi hanya satu nama yakni Commuter Line.
2.      Transportasi lainnya
Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa antara lain: sepeda, becak, bajaj, dan delman.

2.2. Hipotesis
Untuk menentukan hipotesis pada penelitian ini digunakan uji Chi Square. Uji Chi Square merupakan salah satu uji non parametik. Karena termasuk dalam uji non parametrik, maka uji Chi Square dapat diterapkan untuk pengujian data nominal dan nominal atau kategorik. Pengujian Chi Square biasa digunakan untuk mengetahui frekuensi dua data observasi terhadap frekuensi data observasi yang diharapkan (expected value). Berdasarkan sebarab data tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh suatu observasi terhadap observasi lainya. Dalam  penelitian ini Uji Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang terdapat pada karakteristik pelanggan KA Commuter Line Bogor-Jakarta dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Variabel-variabel yang akan diuji antara lain :
1.      Jenis kelamin dengan tingkat kinerja.
2.      Usia dengan tingkat kinerja.
3.      Jenis pekerjaan dengan tingkat kinerja.
4.      Tingkat pendapatan dengan tingkat kinerja.
5.      Tujuan perjalanan dengan tingkat kinerja.
6.      Alat transportasi awal sebelum beralih ke KA Commuter Line dengan tingkat kinerja.
7.      Alasan mempergunakan KA Commuter dengan tingkat kinerja.
8.      Alat transportasi menuju stasiun dengan tingkat kinerja.
9.      Alat transportasi meninggalkan stasiun dengan tingkat kinerja.
10.  Frekuensi penggunaan KA Commuter  tingkat kinerja.
Hipotesa dari uji Chi Square adalah :
-          H0 menyatakan frekuensi data observasi bersifat bebas atau tidak terdapat pengaruh atau hubungan antara dua observasi yang di uji.
-          H1 menyatakan terdapat pengaruh atau hubungan antara kedua observasi tersebut.
Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai Chi Square hitung lebih bessar dari chi squaretabel atau nilai probability Chi Square lebih kecil dari α (5%), maka H0 ditolak. Sebaliknya, penerimaan H0 terjadi jika nilai Chi Square hitung lebih kecil dari Chi Square tabel atau nilai probability Chi Square lebih besar dari α (5%).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. KAI Commuter Jabodetabek cabang Bogor. Pemilihan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu mulai bulan November sampai Desember 2013.

3.2. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data atau teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, dan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer, (kuisioner pada Lampiran 1), sedangkan untuk mendapatkan data sekunder berasal dari studi pustaka. Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu metode non probability sampling dengan menggunakan teknik convenience sampling. Responden tersebut adalah pelanggan atau penumpang KRL Commuter Line yang akan melakukan perjalanan dengan menggunakan KRL Commuter Line tujuan Bogor-Jakarta dan bersedia menjadi responden. Pemilihan tersebut dilakukan setiap hari selama penelitian pada jam Operasi KRL Commuter Bogor–Kota.
Pengukuran terhadap indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index) diperlukan karena hasil dari pengukuran tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran ditahun-tahun mendatang. Tanpa adanya indeks kepuasan pelanggan tidak mungkin top management dapat menentukan target dalam peningkatan kepuasan pelanggan. Selain itu indeks juga diperlukan
karena proses pengukuran kepuasan pelanggan bersifat continue.
Cara menghitung indeks kepuasan pelanggan adalah:
1.      Menghitung Weighting Factors (WF)
Yaitu fungsi dari media importance score atau skor median tingkat masing-masing atribut dalam bentuk 5% dari total median importance score atau skor median tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji.
2.      Menghitung Weighted Score (WS)
Yaitu fungsi dari median satisfaction score atau skor median tingkat kepuasan masing-masing atribut dikalikan dengan Weighting Factors (WF) masing-masing atribut.
3.      Menghitung Weighted Median Total (WMT)
Yaitu total dari nilai Weighted Score (WS) keseluruhan
4.      Indeks Kepuasan Pelanggan
Yaitu perhitungan dari Weighted Median Total (WMT) dibagi skala maksimum atau hightest scale dikali 100%. Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen, dengan criteria sebagai berikut:
a.       0,81 – 1,00 Sangat puas
b.      0,66 – 0,80 Puas
c.       0,51 – 0,65 Cukup puas
d.      0,35 – 0,50 Kurang puas  
e.       0,00-0,34 Tidak puas

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa jenis data adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Data primer tersebut meliputi pengisian kuesioner oleh Pelanggan KRL Commuter Line dan wawancara baik kepada pelanggan maupun pada pada karyawan PT. KAI Commuter Jabodetabek, serta observasi (pengamatan) yang dilakukan terhadap aktivitas pelanggan.  dan kegiatan operasional karyawan PT. KAI Commuter Jabodetabek. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, baik yang diperoleh dari data dan dokumen perusahaan, studi pustaka, internet, dan berbagai sumber lainnya.

3.4. Teknik Menganalisis Data

Teknik Importance and Performance Analysis digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya. Tingkat kepentingan dari kualitas pelayanan adalah seberapa penting suatu peubah pelayanan bagi pelanggan terhadap kinerja pelayanan. skala Likert 5 tingkat digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan yaitu sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting dan tidak penting. Kelima tingkat tersebut diberi skor sebagai berikut:
a. Jawaban sangat penting diberi skor 5, b. Jawaban penting diberi skor 4,
c. Jawaban cukup penting diberi skor 3, d. Jawaban kurang penting diberi skor 2.
e.  Jawaban tidak penting diberi skor 1.
Tingkat pelaksanaan adalah kinerja aktual dari mutu pelayanan diberikan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek, yang dirasakan oleh konsumennya. Skala Likert 5 tingkat digunakan untuk mengukur tingkat pelaksanaan yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Kelima tingkat tersebut diberi skor sebagai berikut:
a. Jawaban sangat baik diberi skor 5.
b. Jawaban baik diberi skor 4.
c. Jawaban cukup baik diberi skor 3.
d. Jawaban kurang baik diberi skor 2.
e. Jawaban tidak baik diberi skor 1.
Dalam analisis data ini terdapat dua buah variabel yang diwakili oleh huruf X dan Y, di mana X adalah tingkat kinerja suatu produk konsumen sementara Y adalah tingkat kepentingan konsumen.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Uji Korelasi Chi Square berdasarkan Tingkat Kinerja

Pengujian Chi Square ini digunakan untuk mengetahui frekuensi dua data observasi terhadap frekuensi data observasi yang diharapkan (expected value). Berdasarkan sebaran data tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh suatu observasi terhadap observasi lainya. Uji ini dilakukan pada 10 variabel karakteristik pelanggan. Hasil penghitungan Chi Square untuk variabel-variabel karakteristik pelanggan yang memiliki hubungan dengan tingkat kinerja dapat dilihat di bawah ini.

a.      Tujuan perjalanan
Berdasarkan hasil uji Chi Square, Terdapat korelasi antara tujuan perjalanan dengan kepuasan responden. Hal ini dapat dilihat dari nilai P value (Asymp. Sig) < 5 persen (0,000 < 0,05). Korelasi ini dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain sebagai berikut:
1.      Berdasarkan hasil pengolahan data primer menunjukkan bahwa tujuan utama dari penggunaan KA Commuter Line Bogor-Jakarta adalah untuk kepentingan bekerja baik secara individu mapun perusahaan oleh karena itu pelanggan membutuhkan layanan transportasi yang efisien dan efektif salah satunya dalam hal ketepatan waktu keberangkatan dan waktu tiba di tempat tujuan.
2.      Variabel tujuan perjalanan tersebut berkaitan erat dengan atribut ketepatan jadwal perjalanan KA Commuter pada tabel tingkat kinerja, dimana ketepatan jadwal perjalanan KA Commuter merupakan atribut yang memiliki nilai tingkat kepentingan paling tinggi dan juga menjadi atribut yang memiliki nilai kinerja paling rendah berdasarkan penilaian pelanggan.
3.      Keterangan diatas menunjukkan bahwa tujuan perjalanan pelanggan berpangaruh pada penilaian pelanggan terhadap kinerja atau mutu pelayanan diberikan.

b.      Alat Transportasi Awal Sebelum Menggunakan KA Commuter Line
Berdasarkan hasil uji Chi Square, Terdapat korelasi antara alat transportasi awal yang digunakan dengan kepuasan responden. Hal ini dapat dilihat dari nilai P value (Asymp. Sig) < 5 persen (0,000 < 0,05). Korelasi ini dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain sebagai berikut:
1.      Berdasarkan hasil pengolahan data primer menunjukkan bahwa pengguna bus kota merupakan mayoritas pengguna alat transportasi lain yang beralih ke Kereta Api Commuter Line Bogor-Jakarta. Presentase tertinggi kedua adalah pengguna motor, kemudian pengguna mobil pribadi, taksi dan terakhir dengan alat transportasi lainnya.
2.      Berdasarkan keterangan alat transportasi awal sebelum menggunakan KA Commuter Line menunjukkan bahwa faktor waktu tempuh dan biaya merupakan alasan utama mengapa para pelanggan memilih beralih dari alat transportasi bus kota ke kereta api, alasan yang sama juga disampaikan oleh para pengguna mobil pribadi, motor dan taksi.
3.      Pelanggan mengungkapkan bahwa dengan beralih ke alat transportasi kereta api, mereka dapat terhindar dari kemacetan yang berimbas positif terhadap waktu tempuh yang dibutuhkan untuk berangkat dan pulang beraktivitas, menghemat biaya transportasi yang harus dikeluarkan dan juga relatif aman. Letak stasiun yang strategis juga sangat membantu para pelanggan dalam hal efisiensi dan efektivitas waktu berangkat dan tiba di tujuan masing-masing.

c.       Alat Transportasi yang Digunakan untuk Meninggalkan Stasiun
Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara alat transportasi yang digunakan untuk meninggalkan stasiun dengan kepuasan responden. Hal ini dapat dilihat dari nilai P value (Asymp. Sig) < 5 persen (0,000 < 0,05). Korelasi ini dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain sebagai berikut :
1.      Berdasarkan hasil pengolahan data primer menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggan kereta api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta mempergunakan angkot sebagai alat transportasi yang digunakan untuk meninggalkan stasiun.
2.      Berdasarkan keterangan alat transportasi yang digunakan menunjukkan bahwa jarak antara lokasi yang dituju dengan stasiun mudah dijangkau atau dengan kata lain dianggap cukup strategis oleh pelanggan. Selain letak lokasi yang strategis, penggunaan angkot juga menunjukkan adanya kemudahan bagi pelanggan dalam hal memperoleh alat transportasi yang dapat digunakan, menghemat waktu tempuh dan biaya yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.  Kesimpulan

a.       Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebelas atribut yang dianggap penting dalam menentukan kepuasan pelanggan KA Commuter Bogor-Jakarta. Kesebelas atribut tersebut antara lain: (1) Ketepatan jadwal perjalanan KA, (2) Kemudahan dalam memperoleh informasi yang jelas, (3) Kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan, (4) Kecepatan merespon kondisi darurat di dalam kereta maupun di stasiun, (5) Kecepatan dalam merespon keluhan dan permasalahan pelanggan, (6) Kemampuan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya, (7) Keamanan dan kenyamanan pada saat berada di staiun/kereta, (8) Kenyamanan pada saat naik turun kereta (9), Kebersihan di stasiun (10), Kebersihan di dalam kereta dan (11) Kebersihan toilet di stasiun.
b.      Kinerja PT. KA (Persero) terhadap atribut kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan KA Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta masih kurang memuaskan. Hal ini Berdasarkan hasil dari Importance Performance Analysis yang menunjukkan bahwa terdapat sebelas atribut yang berada pada kuadran pertama (prioritas utama) yang mana atribut-atribut yang terdapat pada kuadran ini merupakan atribut-atribut yang memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi konsumen, namun kinerjanya masih kurang memuaskan.
c.       Berdasarkan uji Korelasi Chi Square yang dilakukan pada sepuluh variabel karakteristik pelanggan diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang memiliki hubungan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Ketiga variabel tersebut antara lain sebagai berikut : (1) tujuan perjalanan, (2) alat transportasi awal Sebelum Menggunakan KA Ekspres Pakuan (3) alat transportasi yang digunakan meninggalkan stasiun memiliki korelasi atau hubungan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Hal tersebut berdasarkan pada nilai P value dari ketiga variabel yang terdapat pada karakterisktik pelanggan yaitu P value (Asymp. Sig) < 5 persen (0,000 < 0,05).

5.2.  Saran
a.       Dapat dilakukan penelitian selanjutnya dengan objek penelitian yang lebih luas, yaitu tidak hanya pada satu perusahaan transportasi, melainkan dapat diperluas atau dapat dibandingkan dengan perusahaan transportasi lain seperti transportasi bus (Perum DAMRI, Pelayanan kapal, misalnya PT. PELNI, dan transportasi udara misalnya Garuda Indonesia) yang ada di Indonesia. Selain itu tipe kepemilikan perusahaan menjadi pertimbangan dalam penelitian dengan membandingkan perusahaan berdasarkan kepemilikannya yaitu perusahaan transportasi swasta atau perusahaan transportasi milik pemerintah dan asing.
b.      Penelitian mendatang dapat dilakukan dengan mengkaji kualitas pelayanan yang berorientasi pada pelanggan, sebagai salah satu cara menciptakan kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan (Studi Perbandingan pada Jasa Transportasi darat, Laut dan Udara).


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Aisyah T. 2008. Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Jasa
Lembaga Pendidikan “XYZ”. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Farida, Fitriah I. 2011. Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Ekspres Pakuan Jabodetabek. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Irawan, H. 2003. Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Kotler, P. 2005. Manajamen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 1 dan 2). PT. Indeks, Jakarta.
Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
(diakses 26 Desember 2013)
(diakses 26 Desember 2013)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47741/H11fif.pdf
(diakses 25 Desember 2013)

1 komentar: